Selasa, 21 September 2010

Pengumuman Penting (UNSADA)

Untuk mahasiswa unsada, mata kuliah manajemen risiko kelas selasa jam 14.00 dgn ini diberitahukan bahwa perubahan jadwal di batalkan, sehingga kuliah tetap hari selasa jam 14.00 sampai selesai. Demikian harap di fahami. Terimakasih

Senin, 20 September 2010

Pahami Jenis-jenis Risiko dalam Usaha untuk Melindungi Kekayaan Anda

Dalam dunia usaha konvensional, para pelaku usaha berdagang berdasarkan insting, berdasarkan value/nilai-nilai yang berlaku umum seperti jujur, kerja kereas, mengejar omzet penjualan yang tinggi, semua hal di handle sendiri tanpa ada process delegasi kepada karyawan, sampai lupa libur, lupa waktu makan dll.

Dalam kondisi dunia saat ini, sebagagian value itu mulai susah diterapkan bila sebagai pengusaha menginginkan usahanya bertambah besar dan maju, kalau tetap segala-galanya ingin dihandle sendiri berdasarkan insting yang dimiliki.

Sudah waktunya bila seorang pengusaha/direktur/pengambil keputusan dalam suatu organisasi menginginkan perusahaannya baik pada saat ini, besok dan masa yang akan datang, rasanya perlu memahami beberapa jenis resiko dalam dunia usaha saat ini. Dengan adanya pemahaman ini, diharapkan dapat memberikan suatu pencerahan mengenai resiko yang dihadapi dari suatu keputusan/kebijakan/strategi usaha yang diambil.

Jenis-jenis resiko yang dikenal saat ini:

1. Market Risk / Resiko Pasar
Resiko yang timbul karena suatu perubahan dalam pasar secara makro dimana kita sebagai pelakunya tidak dapat membendung.
Contohnya, kalau anda sebagai pengusaha minyak sayur dan anda baru membeli dalam jumlah banyak ke dalam gudang anda untuk stock. Tiba-tiba terjadi penurunan harga pasar karena adanya adanya over supply dalam pasar dari supplier lain. Kejadian ini tentunya akan merugikan anda, karena stock anda itu dibeli dengan harga yang lebih tinggi dari harga jual saat ini.

Untuk itu anda perlu memahami kondisi pasar yang berpotensi terhadap usaha yang anda jalankan.

2. Resiko Kredit
Bila anda dalam usaha memberikan penjualan secara kredit, tentunya anda memiliki resiko untuk tidak dibayar setelah barang dikirim. Orangnya bisa kabur, bangkrut, meninggal dunia dll. Karenanya anda perlu melakukan analisa terhadao debitur anda, bagaimana kinerja perusahaan itu, bagaimana karakter pemiliknya, kemampuannya untuk membayar dll. Setelah dianalisa, anda perlu menentukan :
-Berapa batas utang yang dapat diberikan misalnya maksimum utang Rp.200 juta
-Berapa lama maksimum kredit diberikan misalnya maksimum 3 minggu dari tanggal pengiriman.

Bila dalam 1 minggu total kreditnya telah mencapai Rp.200 juta, maka permintaan pengiriman barang tidak akan dilayani lagi atau bila total utangnya Cuma Rp.50 juta tapi telah melewati 3 minggu masih belum dibayar, maka permintaan barang tetap tidak akan dikirim.

3. Resiko Operasional
Ini adlaah resiko yang berhubungan dengan proces, orang yang mengerjakannya, system yang digunakan dalam perusahaan, kondisi kantor dll. Perlu dianalisa bagaimana process produksinya, process pembelian bahan bakunya. Apakah processnya sudah efisien, apakah ada process QC yang baik untuk menghindari produk cacat. Apakah orang yang diperkerjakan memenuhi kualifikasi, bila tidak qualified, ada resiko orang itu melakukan kesalahan yang dapat merugikan perusahaan. Apakah ada konsentrasi risk terhadap orang tertentu. Bila orang itu tidak ada, maka perusahaan tidak bisa beroperasi. Apakah sistem komputer sudah baik dan tidak mudah terserang virus yang dapat merusak seluruh sistem dalam perusahaan dll.

4. Resiko Likuiditas
Ini berhubugan dengan pengaturan likuiditas.keuangan dalam perusahaan. Apakah anda mengolah likuiditas dengan baik Jangan sampai memberikan hutang yang lebih lama dari kewajiban anda untuk membayar kepada supplier anda, kalau anda tidak memberikan cadangan keuangan yang cukup

5. Resiko Legal / Hukum
Resiko yang timbul karena tuntuan dari pihak lain karena adanya pelanggaran hukum contoh pelanggaran hak cipta, ingkar janji dalam suatu kontrak dll. Karenanya perlu memahami dengan baik sebelum suatu kontrak yang ditanda tangani.

6. Resiko Strategi
Resiko yang berhubungan dengan strategi yang diambil. Ini sangat berhubungan dengan opportunitu cost dalam usaha dan kesinambungan usaha dimasa akan datang. Contoh Keputusan untuk melakukan strategi usaha utnuk pindah dari suatu negara ke negara lain, keputusan untuk merger dengan perusahaan sejenis untuk menghadapi kompetitor lain dll.

7. Resiko Compliance / Kepatuhan
Resiko yang timbul karena tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan/peraturan-peratusan Negara/daerah setempat. Seperti pelanggaran Hamdal, pelanggaran UMR, pelanggaran pajak. Pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku akan dapat mengakibatkan perusahaan di cabut ijin, maka terpaksa perusahaan tidak dapat beroperasi lagi

8. Resiko Reputasi
Resiko ini tidak berhubungan dengan kerugian material secara langsung, tapi cenderung kepada reputasi/citra perusahaan yang telah dibangun cukup lama. Sehingga pelanggan merasa tidak simpatik/bangga dalam menggunakan produk yang anda produksi/jual. Akibatnya produk anda tidak laku lagi.

Dalam prakteknya anda tidak perlu secara ketat menganalisa dan menerapkan resiko-resiko diatas sehingga mengakibatkan boomerang bagi kinerja usaha anda. Tapi jadikan pemahaman resiko-resiko ini untuk menunjang setiap keputusan yang diambil (Irwan Santoso). (http://www.wealthindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=347) Tgl 21-09-2010

Jenis Risiko Pada Industri

Dari pengalaman, saya akan mencoba menuliskan beberapa risiko yang dihadapi oleh berbagai jenis usaha

I. Usaha Jasa

1. Jasa konstruksi

Yang harus mendapat perhatian: a) Sponsor (owner) proyek dan sumber dana. b) Perjanjian/kontrak tertulis (SPP/SPK).c) Pengalaman dalam menyelesaikan pekerjaan, apa yang pernah, sedang dan akan dikerjakan. Pengalaman dalam menyelesaikan proyek, sangat menentukan kemampuan pelaksana proyek dan akan mendapatkan kepercayaan dari si pemberi proyek. d)Tenaga ahli. Artinya jangan melaksanakan proyek jika tak mempunyai tenaga ahli dibidang proyek yang akan dikerjakan.e) Sertifikat kualifikasi yang dimiliki.f) Schedule penyelesaian proyek. Jika proyek terlambat akan menyebabkan biaya yang meningkat diluar yang direncanakan. g) Asuransi proyek (contractor all risk) .h) Kedudukan pelaksana proyek sebagai main atau sub kontraktor

2. Jasa Perhotelan

Yang harus mendapat perhatian: a) Occupancy rate (berapa rata-rata kamar yang terpakai dibanding dengan kamar yang tersedia). b) Sales Coefficient (berapa rata-rata pendapatan di luar kamar dibanding dengan pendapatan atas penjualan kamar). c) Struktur pendapatan dan biaya yang wajar dari suatu hotel. d) Rata-rata Gross Operating (GOP) yang wajar bervariasi, yang umum berkisar antara 30-40% dari total pendapatan (paling besar biaya penyusutan). e).Biaya pemasaran hotel, umumnya berkisar antara 3-5 % dari total pendapatan. f) Hotel dibedakan antara hotel bisnis, resort, butik dan lain-lain. g). Ada/tidak dukungan dari Chain hotel. h) Pengaruh travel agent. i) Jenis wisatawan/tamu hotel yang menjadi target pasar.

Jenis wisatawan bisa dibedakan:

* Free Individual Traveller (FIT): a) Bebas bepergian sendiri tanpa diatur travel.b) Bebas memilih obyek wisata.c) Masa tinggal tidak terbatas.
* Group Individual Traveller (GIT): a) Segala keperluan diatur travel.b) Masa tinggal dan akomodasi tertentu.
* Tour Series. Datang sesuai jadual/periode travel.
* Convention. Termasuk meeting, training session, conference dll
* Package . a) Kelompok wisata.b) Pada saat low session.c) Murah

3. Jasa Pengangkutan

Yang perlu diperhatikan: a) Sistem pembayaran.b) Jumlah armada, kondisi, kapasitas, ijin trayek.c) Penyediaan bahan bakar.d) Sarana pemeliharaan dan penunjang lainnya (bengkel, pool kendaraan). e). Biaya pemeliharaan dan operasi kendaraan. f). Hubungan keterikatan perusahaan dengan agen-agen perjalanan dan ekspedisi. g). Kebijakan khusus yang mengatur usaha jasa angkutan, misalnya: scraping, peremajaan, pengadaan armada dsb nya. h) Organisasi-organisasi di bidang Jasa angkutan.

4. Jasa Pendidikan

Yang perlu mendapat perhatian: a) Strata pendidikan (TK,SD,SMP, SMU, PT dll). b) Predikat Lembaga Pendidikan tsb dimata masyarakat (favorit/tidak favorit, akreditasi). c). Kuantitas dan kualitas lulusan. d) Jumlah mahasiswa, dosen, ratio dosen terhadap mahasiswa. e) Kelengkapan dan kualitas sarana/prasarana penunjang proses belajar mengajar. f). Kuantitas dan kualitas pengajar g). Kapasitas dan kondisi fisik bangunan. h). Struktur/siklus penerimaan dan pengeluaran.i). Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. j). Kemampuan manajemen/pengurus/pendiri Yayasan.

II. Usaha Perdagangan

1. Supermarket/Departemen Store

Yang perlu mendapat perhatian: a) Produk yang dijual tak seluruhnya milik perusahaan, sering terdapat barang konsinyasi. b) Ruang toko tak seluruhnya digunakan oleh perusahaan tsb, melainkan disewakan untuk barang-barang, antara lain: kosmetik, jam, perhiasan. c). Perputaran usaha relatif cepat, karena hampir seluruhnya tunai, penjualan kredit umumnya untuk pembayaran dengan kartu kredit. d). Produk dipengaruhi oleh mode. Untuk supermarket terdapat barang dagangan yang tidak tahan lama. e) Modal kerja sebagian besar dipenuhi oleh pemasok dengan memberi keringanan pembayaran, melalui pembayaran cek atau Bank Garansi.

2. Perdagangan mobil

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a). Proteksi pemerintah dan peraturan impor. b). Lokasi show room dan sarana penunjang yang lengkap, seperti: bengkel dan spare part (3 S: sales, service and spare part). c). Jaringan distribusi dan kualitas after sales service. d). Tersedianya fasilitas kredit dari perbankan atau Lembaga keuangan bagi pembeli. e). Brand Royalty. Konsumen mobil cenderung fanatik terhadap merk tertentu. f). Resale Value. Konsumen mempertimbangkan nilai penjualan kembali mobil yang telah dibeli.

III. Usaha industri

1. Industri tekstil

Faktor yang harus diperhatikan: a) Bahan baku, seperti kapas untuk benang dan bahan pembantu berupa bahan-bahan kimia masih diimpor. b). Kualitas mein-mesin produksi, apakah teknologi mesin tersebut dapat bersaing di pasar internasional. c). Tenaga ahli, khususnya dalam proses pencelupan dan finishing diperlukan orang yang profesional. d). Lokasi pabrik dan kualitas unit pengolahlimbah. Industri tekstil menghasilkan limbah cukup banyak dan dapat mencemarkan lingkungan. e). Pemasaran dan kuota, jika produk sebagian besar untuk memenuhi pasar luar negeri. Kuota yang ditetapkan negara importir merupakan kendala bagi ekspor produk ini.

2. Industri garmen

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a) Produksi. Produk untuk pasar dalam negeri atau ekspor. Untuk produk ekspor, sebagian besar bahan baku masih diimpor. b) Pemasaran dan kuota. Apabila sebagian besar untuk memenuhi pasar luar negeri, akan dibatasi oleh kuota, di samping itu kualitas prduksi dan desain sangat menentukan. c). Kemampuan memenuhi jadual pengiriman barang sesuai permintaan buyer, menentukan kontinyuitas pemasaran ekspornya. d). Kendala yang dihadapi pasar lokal: pasar sudah jenuh, dan piutang dagang melebihi kewajaran.

3. Industri plastik

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a) Produksi. Bahan baku seperti polyprophylene, poly stryrene, poly ethylene, PVC, PET (untuk botol aqua) sebagian besar masih diimpor. b). Produk plastik sebagian dipasarkan di dalam negeri sehingga persaingan ketat. Pemasaran ekspor terbatas pada beberapa produk, seperti: karung plastik, kantong sampah dan jenis-jenis consumer goods

4. Industri sepatu

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a) Produksi. Mesin yang digunakan masih diimpor dengan harga relatif mahal sehingga biaya investasi dalam industri ini cukup tinggi. Proses produksi sering terjadi bottle neck antara sewing machine dengan mesin produksi lain, sehingga kurang efisien. Tenaga ahli untuk desain dan finishing masih kurang, sehingga berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. b). Pemasaran. Pemasaran ekspor sepatu dikuasai Trading House luar negeri. Pemasaran dalam negeri persaingan sangat ketat.

5. Industri obat/farmasi

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a) Produksi. Perputaran persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi, cukup mempengaruhi kualitas barang. Semakin lama perputaran persediaan, mutu produk semakin berkurang. Time of delivery sangat menentukan keberhasilan pemasaran produk. Proses produksi dituntut memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan. Pembungkus (packing) mempengaruhi kualitas dan penampilan produk makanan agar diterima pasar. b). Legalitas. Ijin/pendaftaran dari Ditjen POM. Apakah pembungkus/produk telah mendapatkan no reg dari Depkes . c). Pemasaran. Segmen pasar yang dituju dan bagaimana tingkat persaingannya.

6. Industri woodworking/moulding

Faktor yang perlu mendapat perhatian: a) Bahan baku. Kontinyuitas penyediaan bahan baku dipengaruhi oleh status kepemilikan dan jenis bahan baku. Apakah pemasok bahan baku memiliki HPH atau tidak. Jenis bahan baku, apakah termasuk yang dilarang atau tidak. b). Penggunaan tenaga ahli diperlukan, karena industri ini bersifat semi labour intensive. Perusahaan yang baru berdiri perlu waktu lama untuk mendidik tenaga kerja siap trampil. c). Kebijakan pemerintah. Ijin industri plywood, sawmill, dan blackboard telah ditutup. Larangan ekspor kayu log, sawn timber dan basic moulding, serta pembatasan pengelolaan hutan. d). Ancaman dari gerakan anti kayu tropis, dengan maksud untuk melestarikan lingkungan, akan berpengaruh terhadap pangsa pasar ekspor produk kayu tropis dari Indonesia.

(http://edratna.wordpress.com/2007/04/20/risiko-yang-dihadapi-berbagai-jenis-usaha/)21-09-2010

SAP Manajemen Risiko

1. Introduction/Penjelasan SAP
2. Jenis risiko
3. Jenis Distribusi
4. Indentifikasi Risiko
5. Mengukur Risiko
6. Mitigasi Risiko
7. Ujian Tengah Semester
8. Risiko Pasar
9. Risiko Kredit
10. Risiko Operasional
11. Risiko Likuiditas
12. Risk Profile
13. Ujian Akhir Semester